Senin, 30 Januari 2017

Pendidikan dan Pembangunan

If you plan for a year, plant a seed. If for ten years, plant a tree. If for a hundred years, teach the people. When you sow a seed once, you will reap an single harvest. When you teach the people, you will reap a hundred harvests".
(7th Century BC Chinese philosopher Guan Zhong)

Isu kependudukan telah lama menjadi topik permasalahan dalam perekonomian dunia. Selama bertahun-tahun para ekonom dan ilmuwan sosial memperdebatkan konsekuensi dari pertumbuhan penduduk. Mereka yang berpandangan bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat bukan merupakan masalah memberikan argumen: (a) pertumbuhan penduduk bukanlah sebuah masalah melainkan keterbelakangan pembangunan lah yang menjadi pokok masalah. (b) pengurangan pertumbuhan penduduk adalah konspirasi dari negara-negara kapitalis untuk menjaga negara-negara berkembang tetap bergantung terhadap mereka. (c) pertumbuhan penduduk merupakan hal yang diinginkan bagi banyak negara berkembang. Pertumbuhan penduduk bagi kalangan ini merupakan suatu hal yang positif karena penduduk adalah subjek pembangunan sehingga perekonomian diharapkan dapat berkembang bila jumlah tenaga kerja yang dimiliki banyak.
Sebaliknya beberapa kalangan meragukan apakah benar jumlah penduduk yang besar merupakan  modal dan aset, ataukah sebaliknya penduduk justru menjadi beban bagi pembangunan. Hal ini dikarenakan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka pemenuhan akan kebutuhan penduduk tersebut semakin lama akan semakin banyak . Pandangan pesimis seperti ini didukung oleh teori Malthus yang menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sementara pertumbuhan bahan makanan mengikuti deret hitung. Kesimpulan dari pandangan pesimis ini adalah pada akhirnya bukan  kesejahteraan yang didapat dengan pertumbuhan penduduk tapi justru kesengsaraan yang akan ditemui jika jumlah penduduk tidak dikendalikan dengan baik.
Selain itu, isu kependudukan menarik minat para ekonom dikarenakan penduduk merupakan sumber daya dalam pembangunan. Dan alokasi serta peningkatan sumber daya adalah subjek utama ilmu ekonomi. Ketidakseimbangan komposisi penduduk suatu negara ataupun daerah yang diimbangi dengan produktifitas penduduk akan mengakibatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi. Penduduk merupakan objek pembangunan sekaligus subjek pembangunan, sehingga permasalahan kependudukan dapat mempengaruhi kondisi perekonomian baik pembangunan ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Todaro dan Smith (2015) mengungkapkan bahwa indikator pembangunan sebuah negara dilihat dari pendapatan perkapita, kesehatan, dan pendidikan. Ketiga hal tersebut tentu dipengaruhi oleh bagaimana jumlah dan kualitas penduduk yang dimiliki. Oleh karena itu, penduduk dapat dianggap sebagai modal atau sebaliknya sebagai beban tergantung pada mutu/kualitas penduduk itu sendiri.
Teori modern dari pertumbuhan ekonomi menekankan peran utama modal manusia (human capital), khususnya pendidikan dan kesehatan. Namun, hubungan ini tidak terbatas pada tingkat pertumbuhan pendapatan saja. Peningkatan mutu modal manusia dapat menaikkan produktifitas pekerja tetapi kenaikan produktifitas pekerja belum tentu berasal dari kenaikan mutu modal manusia. Dengan disertakannya unsur mutu modal manusia dalam penawaran tenaga kerja, maka tenaga kerja dapat diproduksi dengan lebih terarah. Oleh karena itu, adanya peningkatan mutu modal manusia maka penduduk dapat ditempatkan sebagai aset dan modal pembangunan.
Hubungan antara pendidikan dan pembangunan ekonomi telah lama diakui dalam literatur pembangunan. Di satu sisi, pendidikan dipandang sebagai produk dari suatu proses pembangunan yang berkembang dengan sendirinya. Di sisi lain, pendidikan juga dianggap masukan (input) penting dalam proses pembangunan itu sendiri. Meskipun pendidikan dianggap penting dalam literatur pembangunan, namun pembangunan seringkali lebih terfokus pada pertumbuhan pendapatan dengan mengesampingkan aspek pembangunan lainnya,  salah satunya pendidikan. Banyak hasil penelitian menyarankan bahwa pendidikan tinggi adalah hal yang relevan bagi pelaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang dan berpendapatan rendah, terutama pembangunan jangka panjang. Sebaliknya Bank Dunia dan organisasi pembangunan internasional lainnya berpendapat untuk fokus pada pendidikan dasar terlebih dahulu.
Pendidikan juga berkorelasi dengan beberapa hasil pembangunan sosial seperti kesehatan, fertilitas, pendidikan anak-anak, kemampuan untuk mengembangkan diri, belajar atau mengadaptasi teknologi baru untuk lingkungan setempat, pembangunan institusi/kelembagaan dan rasa kebangsaan yang pada akhirnya dapat mengurangi kemungkinan konflik sipil dan menjaga stabilitas politik di suatu negara. Orang-orang berpendidikan, lebih cepat untuk belajar  serta mengadopsi teknologi baru dan mereka cenderung menjadi inovator dalam suatu negara. Selain itu, pendidikan khususnya pendidikan yang berkualitas dan tinggi, lebih memungkinkan untuk mendobrak hambatan tradisional, meningkatkan produktifitas, kesejahteraan penduduk yang pada akhirnya akan menjadi modal dalam pembangunan. Namun sayangnya, aspek pembangunan manusia terkadang belum mendapat perhatian serius dalam literatur pembangunan ekonomi.
Terkait peran pendidikan dalam proses pembangunan, untuk mendapatkan gambaran secara nyata maka disajikan data empiris parameter pendidikan dan pembangunan di negara Australia dan Vietnam. Berdasarkan laporan pembangunan manusia 2015 yang dipublikasikan United Nations Development Programme (UNDP) dalam Human Development Report 2015 - Work for Human Development, Australia berada pada peringkat kedua dalam capaian pembangunan manusia pada tahun 2014 setelah Norwegia yang berada pada urutan pertama. Sementara itu Vietnam berada pada peringkat ke 116 dari 187 negara yang menjadi objek observasi UNDP. Kedua negara ini dinilai penulis sebagai contoh negara yang dapat memberikan gambaran peran pendidikan dalam kesuksesan proses pembangunan di suatu negara.
Pencapaian pembangunan pendidikan di Australia dan Vietnam akan dibandingkan menggunakan indikator rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) dan indeks pendidikan (education index). Rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai rata-rata jumlah tahun pendidikan yang diterima oleh penduduk berusia 25 tahun atau lebih yang dikonversi dari tingkat pencapaian pendidikan menggunakan durasi resmi setiap tingkat. Indeks pendidikan adalah rata-rata dari rata-rata tahun lama sekolah (orang dewasa) dan tahun harapan sekolah (anak-anak) (Expected years of schooling), yang dinyatakan dalam indeks yang diperoleh dengan skala maxima bersama. Kedua indikator tersebut digambarkan dalam grafik pada grafik 1 dan grafik 2.
Pada grafik 1 terlihat bahwa kedua negara memiliki ketimpangan yang tinggi dalam capaian rata-rata lama sekolah penduduknya. Nilai selisih rata-rata lama sekolah antara kedua negara tersebut pada tahun 2014 mencapai 5,5 tahun dimana penduduk Australia secara rata-rata memperoleh pendidikan selama 13 tahun sementara di Vietnam hanya mencapai 7,5 tahun. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa penduduk Australia secara rata-rata dapat menempuh pendidikan sampai dengan jenjang universitas (pendidikan tinggi). Sementara tingkat pendidikan penduduk Vietnam secara rata-rata hanya mencapai level menengah pertama (lower secondary education).


Indeks pendidikan pada kedua negara juga menunjukkan perbedaan nilai yang sangat signifikan. Indeks pendidikan Australia telah mencapai angka 93,2 persen pada tahun 2014 atau dapat dikatakan hampir sempurna. Sementara indeks pendidikan Vietnam baru mencapai 57,9 persen pada tahun 2014. Akan tetapi jika dilihat dari series data kedua negara, jarak yang terbentuk perlahan-lahan semakin mengecil dikarenakan peningkatan indeks pendidikan Vietnam yang lebih besar dibandingkan Australia. Hal ini karena angka indeks pendidikan di Australia yang sudah sangat tinggi sehingga laju pertumbuhannya berjalan lambat.
Perbedaan capaian pendidikan ini tentunya memberikan dampak yang berbeda terhadap pembangunan di kedua negara. Kualitas pendidikan yang sudah sangat tinggi di Australia merupakan mutu modal manusia yang sangat baik dalam meningkatkan produktifitas penduduknya khususnya dalam pembangunan ekonomi. Selain pembangunan ekonomi, kualitas mutu modal manusia yang tinggi juga akan memberikan dampak yang positif pada pembangunan sosial seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Salah satu indikator pembangunan ekonomi yang dapat diukur dan dibandingkan secara empiris adalah produk domestik bruto (gross national product) per kapita. nilai produk domestik bruto perkapita penduduk Australia dan Vietnam dalam dolar per tahun disajikan pada grafik 3 dibawah ini.




Grafik 3 memperlihatkan bahwa penduduk Australia memiliki PDB perkapita yang jauh diatas PDB perkapita penduduk Vietnam. Nilai PDB perkapita di kedua negara menunjukkan perbedaan produktifitas penduduk yang sangat tinggi diantara keduanya. Penduduk Australia yang memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik,  memiliki PDB perkapita yang jauh melebihi penduduk Vietnam. Perbedaan produktivitas yang sangat tinggi diantara kedua negara ditunjukkan dengan perbandingan pendapatan per kapita mencapai satu berbanding delapan. Data tahun 2013 menunjukkan PDB perkapita Vietnam hanya sebesar $5.124,5 per kapita per tahun sementara PDB per kapita Australia mencapai $42.831,1 per kapita per tahun.
Berdasarkan ulasan data empiris di kedua negara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam peningkatan mutu modal manusia di suatu negara. pembangunan mutu modal manuasia di suatu negara berbanding lurus (positif) dengan pembangunan ekonomi negara tersebut. Pada akhirnya penduduk yang memiliki mutu modal manusia akan memiliki produktifitas yang baik sehingga tidak akan menjadi beban melainkan akan menjadi aset dan modal dalam pembangunan.

Human being represents hands to work, and not just another mouth to feed”.
President of the United States, George Bush (1991)










DAFTAR PUSTAKA

Afzal, Mohammad. Population Growth and Economic Development in Pakistan. 2009. The Open Demography Journal (Licensee Bentham Open), Vol. 2, 1-7.
Ananta, Aris. 1986. Mutu Modal Manusia: Suatu Pemikiran mengenai Kualitas Penduduk. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Gyimah-Brempong, Kwabena. 2010. Education and Economic Development in Africa. Paper prepared for the 4th African Economic Conference October 27-29, 2010, Tunis, TUNISIA.
Puwanto, Nurtanio Agus. Kontribusi Pendidikan Bagi Pembangunan Ekonomi Negara. 2006. Jurnal Manajemen Pendidikan, No 02/Th II/Oktober/2006, 1-7
Rochaida, Eny. Dampak pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi dan keluarga sejahtera di Provinsi Kalimantan Timur. 2016. Forum Ekonomi, Volume. 18 No. 1 2016, 14-24.
Todaro, Michael P & Smith, Stephen C. 2015. Economic Development (12th Edition). London: Pearson Education, Inc.
United Nations Development Programme. 2015. Human Development Report 2015 - Work for Human Development. New York : UNDP
United Nations Development Programme. Human Development Data. http://hdr.undp.org/en/data diakses 17 Desember 2016

World Bank. http://data.worldbank.org diakses 17 Desember 2016